Ringkasan Khotbah
-
Matius 6:1-18Kita harus menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja. Bahaya pelaku firman bukan terletak pada perasaan atau kerinduan untuk menyenangkan hati Tuhan, tetapi terletak pada keinginan untuk dipuji orang. Orang Farisi/ahli Taurat pada masa itu berpikir ada tiga kewajiban agama yang harus mereka lakukan: memberi sedekah, berdoa, berpuasa. Dan bagi mereka, apa yang dilakukan harus tampak secara lahiriah sehingga orang lain yang melihat bisa mengatakan bahwa mereka orang benar. Padahal tidak selalu demikian. Dalam praktik melakukan kewajiban agama ini, orang Farisi dan ahli Taurat terjebak dalam pemenuhan kewajiban agama sebagai bentuk suatu sikap untuk pamer, dan bukan lagi memperhitungkan sikapnya untuk menyenangkan hati Tuhan sebagai wujud ucapan syukur atas kasih karunia Allah.
-
Matius 5-7Tuhan Yesus memulai pengajaran-Nya dengan kata 'berbahagialah' dan 'bersukacitalah' yang merupakan satu berita pengharapan yang pasti bagi umat-Nya di dalam menghadapi kesulitan dan segala pergumulan dalam dunia ini. Di sini Tuhan juga mengajarkan akan status kita sebagai garam dan terang dunia di situasi apa pun. Firman Tuhan diberikan kepada kita agar kita bisa hidup sesuai dengan tujuan Allah menciptakan kita karena kelak kita akan dihakimi oleh pencipta kita.
-
Keluaran 32: 30-35; 33:1-23; Filipi 4:10-13Tuhan tidak menghendaki kita mengikut Dia karena takut dihukum. Sebab kehidupan rohani yang demikian akan mudah jatuh bangun. Musa mengikut Tuhan karena ia menyadari dengan sungguh bahwa ia tidak mempunyai kekuatan dan kemampuan bila Tuhan tidak menyertainya. Tuhan menghendaki kita memiliki dasar yang benar dalam mengikut Dia, yakni kasih karunia. Pengorbanan Yesus di kayu salib harus menjadi dasar kasih kita mengikut Dia. Apa arti penyertaan Tuhan? Penyertaan Tuhan tidak berarti bahwa kita dilepaskan dari semua masalah, melainkan Tuhan menjanjikan penghiburan, kekuatan. Dia sungguh peduli dan mengasihi kita.
-
Keluaran 32:1-6Kehidupan bangsa Israel setelah keluar dari Mesir memang tidak selalu diwarnai dengan kesetiaan pada Tuhan, tetapi mereka masih terus bergumul dengan kedagingan mereka. Dan Musalah yang selalu mengingatkan. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa bangsa ini sangat bergantung pada kepemimpinan Musa. Karena itu saat mereka tidak melihat Musa, mereka langsung berpaling dari Allah. Musa yang bergaul dan bergumul dengan Allah sehingga saat Musa tidak ada, mereka menjadi kosong. Bahaya sekali bila kita membiarkan kehidupan rohani kita bergantung pada orang lain.
-
Keluaran 20:18-26; 23:24, 25Allah datang menemui manusia dalam wujud hal-hal yang spektakuler, tujuannya adalah di dalam menghampiri-Nya, kita memiliki rasa takut agar kita tidak berdosa di hadapan-Nya. Allah yang menentukan bagaimana seharusnya kita menghadap Dia, yakni Tuhan menghendaki kekudusan-Nya tidak dilecehkan.
