Skip to main content

Ringkasan Khotbah

  • Kejadian 12:10-20; 17:15-16
    Kita bisa belajar dua hal dari hidup Sara: 1. Istri perlu taat kepada suami dan suami juga perlu taat kepada Tuhan. Sehingga ketaatan istri kepada suami itu di dalam Tuhan, sesuai aturan main Tuhan. 2. Percaya kepada Tuhan seratus persen, karena Dia adalah Allah yang sempurna dan tidak akan pernah salah walaupun kadang-kadang ada hal-hal yang tidak kita mengerti.
  • Kejadian 5:18-24: Ibrani 11:5-6; Yudas 1:14
    Nama Henokh berarti seorang yang berdedikasi. Berbeda dengan daftar keturunan Adam yang lain, yang dicatat mereka hidup, bertumbuh, dan mati tapi pada bagian ini. Dikatakan hidup Henokh diisi dengan berjalan bersama Allah. Dia mengisi hidupnya bukan sekadar hidup saja. Penulis kitab ini mencatat mengapa Henokh diangkat oleh Allah karena Henokh bergaul dengan Allah berdasarkan imannya kepada Allah, sesuai kriteria Allah. Iman yang bagaimana? Iman yang diisi oleh keyakinan dan pengakuan akan keberadaan Allah dan hidup di dalam pengakuan/keyakinan itu. Dengan kata lain, kita harus mencoba mengerti isi hati Tuhan dan hidup menurut isi hati Tuhan.
  • 1 Samuel 16:1-7; Pengkotbah 11:9; Matius 7:21
    Siapa kita (untuk menentukan apakah hidup kita berguna atau tidak, apakah kehidupan kita berarti atau tidak) dapat ditentukan oleh beberapa kriteria: 1. Diri kita sendiri (sesuai konsep kita tentang kesuksesan), 2. Orang lain (sesuai apa kata orang). Namun, siapakah yang sebenarnya berhak menentukan kriteria itu? Itu tergantung kita hidup untuk siapa? Tuhan sebagai pencipta kita mempunyai kriteria bagaimana seharusnya kita hidup dan pada akhirnya kriteria Tuhanlah yang berlaku. Tuhan tidak hanya melihat apa yang tampak dari luar, tetapi juga yang ada di dalam.
  • Bilangan 3:1-4:49; Yesaya 52:7; Lukas 10
    Suku Lewi adalah orang-orang yang dipilih untuk melayani di kemah suci dengan berbagai tugas yang berbeda. Di dalam kehidupan bergereja kita, ada banyak pelayanan yang dapat kita lakukan. Biasanya peran/jabatan apa yang paling tidak diminati? Yakni, rohaniwan. Banyak orang yang tidak mau jadi rohaniwan dan juga tidak mendukung orang lain jadi rohaniwan. Alasan pertama, karena takut menderita. Padahal firman Tuhan mengatakan, setiap orang percaya (bukan hanya rohaniwan) tidak hanya dipanggil untuk percaya tapi juga untuk hidup menderita bagi Kristus. Kedua, karena takut dituntut terlalu banyak untuk hidup kudus. Padahal panggilan hidup kudus ditujukan pada semua orang percaya. Ketiga, karena merasa tidak layak. Kita semua tidak ada yang layak, bukan hanya menjadi rohaniwan, bahkan menjadi anak Tuhan pun kita tidak layak. Semua adalah semata kemurahan dan anugerah Tuhan. Keempat, karena jabatan pendeta dianggap kurang membanggakan. Padahal dari sudut pandang Tuhan, itu sangat indah.
  • 1 Korintus 1:22-24; Yohanes 20:30-31
    Kehidupan Tuhan Yesus mulai dari kelahiran sampai kematian, kebangkitan bahkan naik ke surga, ditandai dengan tanda-tanda yang bertujuan supaya kita mengerti siapa yang diberi tanda itu. Jadi fokusnya terletak pada siapa Kristus, bukan pada tandanya. Apakah kita juga punya tanda-tanda yang menunjukkan siapa kita? Apakah orang mengenal kita dari tanda-tanda kita? Tanda yang menyertai kita harus cocok dengan status kita.