Ringkasan Khotbah
-
Matius 11:16-19; Lukas 7:31-35Perumpamaan dalam ayat-ayat ini menggambarkan generasi yang meresponi kehadiran Yohanes dan Tuhan Yesus pada masa itu. Kehadiran Tuhan Yesus dan Yohanes waktu itu juga ditolak. Manusia berpikir bahwa cara Tuhan sangat tidak logis untuk menyelamatkan mereka dan mereka mau agar cara manusialah yang dipakai untuk karya keselamatan. Akhirnya mereka kehilangan kesempatan memperoleh keselamatan itu. Maukah kita mempercayakan keselamatan kita hanya pada Tuhan Yesus?
-
Matius 7:24-27; Lukas 6:47-49Mendirikan rumah di atas pasir bukanlah hal yang baik. Kita harus membangun rumah di atas dasar yang teguh. Kalau orang-orang Yahudi pada masa lalu hanya sekadar mendengar apa yang dikatakan Yesus lalu mereka hanya merespons dengan ketakjuban, maka hal seperti itu tidak cukup. Tuhan menghendaki agar setiap kita orang-orang percaya tidak hanya sekadar mendengar, tetapi juga menjadi pelaku Firman.
-
Kisah 7:54-60Dari zaman ke zaman, Stefanus memperlihatkan bahwa ada orang-orang yang sudah mempunyai suatu konsep tersendiri tentang siapakah Tuhan yang sebenarnya mereka miliki. Tapi Stefanus tahu siapakah Tuhan yang ia miliki. Tuhan Yesus berperan sebagai saksi bagi Stefanus dan sebagai hakim dari segala hakim. Dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, Tuhan Yesus berdiri untuk kita dan akan menyatakan bahwa kita tetap hidup benar dan berkenan di hadapan Tuhan bila kita tetap berpegang pada Firman-Nya.
-
Matius 5:13-16Bagaimana seharusnya seorang manusia menjalani kehidupan di dalam dunia yang masih Tuhan izinkan? Tuhan tidak pernah mengharapkan kita sebagai orang percaya yang tidak menjadi garam dan terang dunia. Tidak ada situasi dan kondisi yang bisa menjadi alasan kita untuk tidak menjadi garam dan terang. Apa pun yang terjadi di sekitar kita, Tuhan tidak mau kita berhenti untuk menjadi garam dan terang bagi kemuliaan nama Tuhan.
-
Bilangan 5:11-31Di dalam Kristus, setiap orang sederajat, tidak dibedakan berdasarkan kesukuan dan statusnya. Apa pun status kita dalam kehidupan, kita harus mempersembahkan kehidupan yang kudus di hadapan Tuhan. Kita harus peka terhadap budaya dan tradisi-tradisi kita yang tidak cocok pada kebenaran Firman Allah. Sebagai anak-anak Allah kita harus membiarkan diri kita dikuasai oleh Allah.
